KRITIK SASTRA : ANGKARA MURKA


Dunia pewayangan tentunya tidak asing lagi dengan nama wayang bernama Dursasana, Dursasana dalah tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan adik Duryodana, pemimpin para Korawa, putra Raja Drestarasta dengan Dewi Gandari. Dursasana memilik seorang istri yang bernama Dewi Saltani, dan seorang putra yang kesaktiannya melebihi dirinya, bernama Dursala. Dursasana digambarkan sebagai wayang dengan tubuh yang gagah, bermulut lebar, dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, gemar menggoda wanita, dan senang menghina orang lain. 
 
Dalam kehidupan yang nyata ini, Dursasana memiliki sikap dan gaya hidup seperti orang kebanyakan dalam zaman ini, yaitu banyak sekali manusia yang tamak, sombong, dan angkuh. Sifat dan karakter manusia seperti itu merupakan suatu sikap yang sangat jahat terhadap manusia lain di sekitarnya. Sifat Dursasana seperti itu merupakan suatu wujud sifat yang jahat. perilaku tamak dan sewenang-wenang yang dilakukan duryudana beberapa telah dilakukan olah para oknum pejabat yang ingin mencari keuntungan pribadi, banyak sekali pejabat yang mewarisi sifat tamak sehingga mereka sampai tega melakukan kejahatan korupsi di negara Indonesia.

sudah seharusnya sifat seperti itu dapat menjadi sebuah pelajaran untuk seluruh umat manusia, agar kehidupan manusia dapat lebih baik dengan mengambil pelajaran dari sifat buruk Dursasana agar kehidupan dalam bermasyarakat dapat terjalin secara baik dan terciptanya keadaan yang harmonis sesama manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Sastra puisi-puisi karya Mashuri yang berjudul "Hantu Kolam", "Hantu Musim" dan "Hantu Dermaga"

KRITIK SASTRA : TAHI LALAT

Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M. Shoim Anwar