Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M. Shoim Anwar
Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M. Shoim Anwar
Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” adalah karya dari M. Shoim Anwar, Sastrawan yang
dilahirkan di kota Jombang, Jawa timur. M. Shoim Anwar merupakan sastrawan dan
dosen di salah satu Unviersitas di Surabaya. Berbagai karya M. Shoim Anwar
sudah beredar banyak di masyarakat.
Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” menceritakan perempuan yang bernama Sulastri, Seorang
tenaga kerja wanita (tkw) yang bekerja di Arab. Cerpen ini menceritakan tentang
kejadian Sulastri dan empat laki-laki yang berinteraksi dengan Sulastri,
diantaranya adalah Polisi, Markam, Musa As, dan Fir’aun.
Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” . Pada awal permulaan cerita ini diawali dengan
kondisi Sulastri yang sedang melamun di tepi pantai. Cerpen ini juga mengisahkan
cerita seorang Nabi Musa As yang
membelah Lautan yang sedang dikejar oleh Fir’aun dan Pasukannya. Seperti
dalam kutipan cerpen sebagai berikut,
Sesosok
tubuh tiba-tiba merekah. Tubuh yang sering diingat sebagai sang penerkam
sekonyong-konyong muncul dari dalam laut. Sulastri menjerit menyebut namanya.
“Firauuun…!”
Dalam kutipan di
atas digambarkan seorang raja
mesir yang bernama Fir’aun yang memiliki kekejaman yang sangat luar biasa. Banyak manusia
yang sudah menjadi korban atas kekejaman Fir’aun. Fir’aun merupakan seorang
Raja dengan hati yang jahat, angkuh, sombong, dan mengaku sebagai tuhan kepada
siapapun.
Selanjutnya, Sulastri yang terus berlari
dari kejaran Fir’aun akhirnya melompat dari atas tanggul, di sana Sulastri melihat sosok laki-laki tua yang berambut dan memakai jubah
warna putih. Dalam kutipan sebagai berikut.
Di
depannya muncul seorang lelaki setengah tua, rambut putih sebahu, tubuh tinggi
besar, berjenggot panjang. Lelaki itu mengenakan kain putih menutup perut
hingga lutut...Wajah tampak teduh. Tangan kanannya membawa tongkat dari kayu
kering...
“Ya,
Musa….”
Dalam cerpen “Sulastri dan Empat
Lelaki” ini tidak hanya menceritakan
tentang sulastri akan tetapi juga seorang laki-laki di Indonesia yang tega
menghalalkan segala cara hanya untuk mencari kekayaan dengan cara bertapa untuk
mengambil benda-benda pusaka demi menari kekayaan. Perbuatan itu dilakukan oleh
suami sulastri yang bernama Markam. Hal tersebut
digambarkan terjadi pada suami Sulastri yang bernama Markam dalam kutipan
sebagai berikut.
...dia
menatap ke seberang sungai ke arah Desa Titik. Tampak ada kuburan yang
dirimbuni pepohonan besar. Di sana ada seorang lelaki bertapa menginginkan
kehadiran benda-benda pusaka, membiarkan istri dan anak-anaknya jatuh bangun
mempertahankan nyawa.
Dalam cerpen “Sulastri dan Empat
Lelaki” juga diceritakan bahwa tokoh Sulastri bekerja sebagai seorang TKW. Banyak sekali para wanita Indonesia yang mengadu nasib
negeri Arab untuk mencari uang demi melangsungkan kehidupannya. Beberapa diantara
mereka bahkan rela melakukan kecurangan didalam proses seleksi tenaga kerja. Padahal
Negara Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan yang luar biasa seharusnya Negara
Indonesia tidak perlu sampai rakyatnya menjadi tenaga kerja. Hal-
hal yang berkaitan dengan penjelasan tersebut juga disebutkan dalam kutipan
berikut.
“Negeri
kami miskin, Ya Musa.”
“Kekayaan
negerimu melimpah ruah. Kau lihat, di sini kering dan tandus.”
“Kami
tidak punya pekerjaan, Ya Musa.”
“Apa
bukan kalian yang malas hingga suka jalan pintas?”
Dalam cerpen “Sulastri dan Empat
Lelaki” menyebutkan bahwa beberapa pemimpin banyak yang
serakah dan tidak mamu mensejahterahkan rakyatnya sehingga rakyat jelata tidak
memiliki kesejahteran dan tidak kebagian kekayaan alam negara ,
seperti kutipan yang disebutkan dalam cerpen sebagai berikut.
“Para
pemimpin negerimu serakah.”
“Kami
tak kebagian, Ya Musa”
“Mereka
telah menjarah kekayaan negeri untuk diri sendiri, keluarga, golongan, serta
para cukongnya.”
Keburukan
dan kejahatan yang sudah dilakukan pemimpin zaman sekarang adalah banyaknya
para pejabat yangmelakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berbagai kekayaaan
yang dimilikioleh sebuah Negara dengan mudahnya hanya dikuasi dan dinikmati
oleh para pejabat yang jumlahnya hanya segelintir orang.
“Para
pemimpin negerimu juga tak bisa menolong. Kau hanya dibutuhkan saat pemilu.
Setelah itu kau dijadikan barang dagangan yang murah.”
Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” ini memiliki pesan moral yang sangat banyak diantaranya
ditujukan kepada seorang pemimpin agar selalu berbuat baik, amanah, jujur dan
mampu mensejahterakan rakyatnya.
Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” ini
dapat dikaitkan dengan berbagai aspek dalam realitas kehidupan secara nyata di
dalam kehidupan sehari-hari seperti agama, kepercayaan, kebudayaan, dan
politik.
Komentar
Posting Komentar